Sejak Pemberlakuan QR Code, Konsumsi BBM Bersubsidi Terpantau Normal

Tempat pengisian BBM Bersubsidi di SPBU Nawripi usai penerapan QRCode Subsidi Tepat MyPertamina, Senin (9/1/2023). (Foto: Sani/APN)

Timika, APN – Sejak pemberlakuan pembayaran Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dengan menggunakan QR code tingkat konsumsi BBM bersubsidi masih normal atau tidak berubah. Pengawas SPBU Sp 2 Priyanto menyebut sejauh ini tidak ada perubahan dalam konsumsi BBM bersubsidi.

“Masih sama, karena tergantung aktivitas masyarakat, antrian juga sekarang sudah normal,” ujarnya saat ditemui di SPBU Jalan Cendrawasih Sp2, Mimika, Jumat (20/1/2023).

Stok per hari yang diberikan Pertamina kepada SPBU Sp 2 khusus pertalite sebesar 16 kl (kilo liter) kemudian pada Sabtu baru dinaikan menjadi 24 kl, sebab pada Minggu tidak ada pengiriman. Kemudian untuk Solar per hari dijatah sebanyak 8 kl.

“Kalau untuk BBM non subsidi (Pertamax dan jenis lainnya) disesuaikan dengan kapasitas tangki, atau sesuai permintaan kami,” jelasnya.

Ditanya soal penyebab membludaknya antrian di SPBU yang diawasinya beberapa waktu lalu Priyatno mengaku karena saat itu pihaknya masih menggunakan satu Electronic Data Capture (EDC) untuk satu pompa, sehingga proses pengisian lama. “Sekarang satu nozel satu EDC, makanya pelayanannya lebih cepat,” katanya.

Dikutip dari laman pertamina.com EDC merupakan sistem digitalisasi SPBU yang memungkinkan Pertamina memantau penyaluran BBM sehingga lebih tepat sasaran dan volume.

Dalam laman tersebut Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan EDC dimulai dari Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) hingga SPBU.

“Kami melakukan integrasi digitalisasi mulai dari TBBM hingga ke SPBU. Sebanyak 2.600 SPBU sudah terkonek di masing-masing nozzle. Dari situ kita tahu informasi berapa banyak membeli BBM dan berapa nomor polisi mobilnya. Kita juga akan bekerja sama dengan Samsat sehingga terkoneksi juga ke Samsat. Kami memberikan Rp 5 per liter sebagai insentif bagi SPBU yang bisa mencatat nomor polisi konsumen untuk membantu kami mempercepat program digitalisasi. Ini sudah dimulai sejak launching B30,” katanya.

Sementara itu, penyampaian berbeda dikatakan oleh Manager SPBU di Jalan Yos Sudarso Edwin Apriyadi yang menilai dengan adanya sistem QR code cukup menurunkan konsumsi BBM bersubsidi.

“Konsumsi normal, tetapi penurunan juga ada, tapi tidak banyak, mungkin biasa 15 kl sekarang jadi 13 kl atau 14 kl, biasanya juga tembus 16 kl,” jelasnya.

Penulis: AjiEditor: Sani

Tinggalkan Pesan Anda